Oleh: Sabri Hamri
Peneliti Pusat Studi
Konstitusi (PUSaKO) FHUA
2 tahun sudah pemerintahan SBY-Boediono atau Kabinet Indonesia Bersatu
(KIB) jilid II berjalan. Namun SBY-Boediono belum mampu membawa perubahan ke
arah yang lebih baik. Tingginya angka putus sekolah akibat mahalnya harga
pendidikan, bertambahnya kemiskinan dan pengganguran yang diperparah oleh
kelaparan dan penderitaan sebahagian masyarakat, tumbuh suburnya para koruptor dan
mafia hukum diiringi buruknya kinerja aparat penegak hukum merupakan sebahagian
PR yang belum terselesaikan.
Memang perlu diakui untuk merubah sebuah negara ke arah yang lebih baik
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membutuhkan waktu yang cukup lama.
Tetapi masalah waktu tidak dapat dijadikan alasan pembenar bagi SBY. SBY tidak
hanya memimpin negara ini selama 2 tahun melainkan sudah 7 tahun. SBY tinggal
melanjutkan 5 tahun kepemimpinannya bersama Yusuf Kalla. Tentunya sebuah
rentang waktu yang cukup untuk membawa perubahan bagi bangsa ini. Namun
kenyataannya SBY dinilai gagal dalam menjalankan pemerintahan. Berbagai survey
memperlihatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan semakin menurun.