Oleh: Sabri Hamri
Gonjang-ganjing keretakan keberadaan Sekretariat Gabungan Partai Koalisi pendukung pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono masih terus berlanjut. Ironisnya,hal ini justru dipicu rasa tidak nyaman antara pemerintah dengan partai koalisi
Ketidaknyamanan tersebut bukan tanpa alasan.Krisis kepercayaan mulai terbangun dalam Setgab. Disatu pihak, pemerintah mulai tidak percaya dengan keberadaan anggota koalisi. Dipihak lain , anggota koalisi mulai mengancam keberadaan pemerintah.
Perbedaan yang terjadi antara apa yang disepakati dalam setgab tidak sejalan apa yang disampaikan anggota koalisi dalam forum terbuka, merupakan salah satu penyebabnya. Keterbukaan diruang publik dan parlemen yang berbau kritik justru memperparah keadaan. Sebagai ketua Setgab, tentunya presiden tidak menginginkan ini terjadi. Presiden hanya ingin anggota koalisi ikut mendukung pemerintahan.Terus membantu membahas dan menyepakati arah kebijakan pemerintah.dengan melihat kondisi yang terjadi di tengah masyarakat.
Anak Tiri
Komunikasi yang sering terbagun antara SBY dengan Aburizal Bakrie, membawa dampak tersendiri. Seolah-seolah SBY hanya ingin mempertahankan Golkar dalam koalisi. Karena Golkar memiliki suara mayoritas dibandingkan partai pendukung lain.
Selain itu, terciumnya isu merapatnya dua tokoh oposisi ke Partai Demokrat dalam persaingan pemilu presiden 2014 ditanggapi dingin oleh partai koalisi. Kedua tokoh tersebut bahkan siap untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat.
Pertama, Prabowo Subianto. Politikus yang notabene adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini siap dicalonkan sebagai presiden untuk menggantikan SBY dari Partai Demokrat Karena Partai Demokrat. kehilangan calon pengganti SBY. Sebagai wakil presiden ada beberapa nama yang bermunculan dari Partai demokrat. Mulai dari Marzuki Ali, Anas Urbaningrum sampai kepada Edhi Baskoro yang merupakan anak SBY.
Kedua, Anak Megawati Soekarno Putri yaitu Puan Maharani . Politikus partai berlambang banteng ini siap untuk diduetkan dengan Istri Sby yaitu Ani Yhudoyono yang akan diperkirakan maju sebagai Presiden 2014. Lalu. Pertanyaannya, anggota partai koalisi dikemanakan?.
Bukankah Prabowo dan Puan berasal dari partai oposisi. Partai yang dari awal konsisten mengawal kebijakan pemrintah. Bahkan selalu siap untuk mengkritk pemerintahan. Kenapa mereka justru di anak emaskan ketika anggota koalisi mulai di anak tirikan.
Hal in semakin diperuncing oleh wacana reshuffle yang sempat tercium oleh publik. Ada kekhawatian dari anggota partai koalisi mengenai reshuffle terhadap kader partainya dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2.
Adapun nama- nama yang santer tedengar untuk di reshuffle seperti Menteri Hukum dan HAM yang berasal dari PAN. Jika melihat kebelakang PAN merupakan partai yang dari awal ikut mengusung pasangan SBY-Boediono. Bahkan Hatta Rajasa merupakan ketua tim sukses pasangan SBY-Boediono.Loyalitas Hatta ini pula yang menimbulkan keretakan antara Sutrisno Bachir dengan Pendiri PAN Amien Rais.
Tidak hanya itu, Tifatul Sembiring jug termasuk dalam daftar menteri yang akn di reshuffle. Kader PKS ini dinilai tidak mampu untuk melaksanakan kinerjanya. Menanggapi isu tersebut, Tifatul hanya menanggapi dingin dengan menyatakan siap untuk di reshuffle.
Posisi Tawar
Jika dibandingkan dengan anggota partai koalisi, saat ini SBY memang mempunyai posisi tawar yang cukup. Karena selain didukung pemerintah, SBY juga mempunyai keuatan di Parlemen. Demokrat merupakat peraih kursi terbanyak di DPR. Bahkan tidak menutup kemungkinan Partai Demokrat untuk merangkul partai oposisi di parlemen.
Namun serangan yang diberikan oleh anggota partai koalisi perlu diperhatikan. SBY harus berhati-hati. Tidak menutup kemungkinan pula Golkar dan anggota koalisi lainnya lebih berbahaya dalam menyerang SBY. Dalam kondisi ini partai oposisi mungkin yang diuntungkan. Sembari melihat keretakan Setgab, mereka dapat mepersiapkan diri untuk Pilpres 2014.
Sebagai Presiden, SBY mungkin tidak terlalu cemas. SBY masih punya orang yang setia mendukungnya di pemerintahan. Sulit untuk menggoyahkan kekuasaanya. Tetapi tidak dengan Partai Demokrat. Sebagai kendaraan politik yang membantuny naik, Partai Demokrat akan kesulitan bersaing pada tahun 2014.
Hal ini disebakan oleh 2 faktor.Pertama, tidak adanya tokoh yang mampu menggantikan sosok SBY.Tokoh-tokoh yang ada saat ini di Partai Demokrat dinilai publik belum mampu untuk menduduki RI 1. Kedua, anggota koalisi tidak akan begitu mudah melepaskan posisi Presiden ke Partai Demokrat selama 3 Periode. Apalagi partai Golkar yang telah lama tidak merasakannya.
Ibarat bidak catur, kedua kubu harus saling waspada. Baik Pemerintah maupun anggota koalisi. Karena kedua-duanya siap melanjutkan langkah berikutnya. Walaupun terdapat kekuatan yang tidak seimbang di salah satu pihak.
Mengingat jabatan SBY yang masih panjang kedepannya. SBY harus menyadari sebahagian kekuatan politiknya berada ditangan Setgab. Ditengah banyaknya permasalahan bangsa , Setgab dapat membantu mecarikan jalan keluar untuk menyelesaikannya. Seorang presiden tentunya tidak akan mampu berdiri sendir tanpa didukung koalisinya.
Jika ingin mempetahankan Setgab, SBY harus mengambil sikap tegas. SBY harus memberikan win-win solution kepada anggota partai koalisi., SBY perlu sedikit mengalah sambil merangkul kembali anggota koalisi. Tentunya memberikan kepercayaan kembali kepada anggota koalisi.
SBY juga harus mengembalikan Setgab kepada posisi awal. Dimana Setgab dibentuk untuk mebantu membahas dan menyepakati arah kebijakan pemerintahan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Tidak ada lagi saling menyalahkan dan merasa tidak nyaman.
Tetapi melihat begitu rumitnya keretakan yang terjadi, penulis memprediksi Setgab tidak akan bertahan lama. Saat ini kesetian anggota koalisi terus melemah dengan melihat sikap presiden yang terus melakukan pencitraan terhadap keluarganya. Keadaan semakin diperparah ketika SBY juga seakan menunjukkan ketidakpercayaan kepada anggota partai koalisi. Dan SBY lebih percaya kepada partai oposisi. Ha lini terlihat sewaktu pertemuan SBY dengan Prabowo Subianto.Serta hadirnya ”musuh politik ” Megawati keistana negara dalam kunjungan obama beberapa waktu lalu. Hal yang tidakpernah terjadi sebelumnya setelah kekalahan Mega pada tahun 2009.
Sikap berbeda yang ditunjukkan anggota partai koalisi di ruang publik dan parlemen cukup menjadi bukti bahwa Setgab sulit untuk dipertahankan. Walaupun anggota partai koalisi mencoba menahan diri untuk tidak mengumumkan kadernya yang akan menjadi calon presiden 2014 demi menghormati keutuhan Setgab. Tetapi dibelakang siapa yang tahu dengan sikap anggota partai koalisi tersebut.
Kita hanya dapat menunggu waktu sampai kapan Setgab akan bertahan dan terus mendukung pemerintahan SBY-Boediono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar